ajakan seorang teman lama untuk bergabung dengan teman-temannya mendaki Gunung Gede langsung saya terima. ini adalah pengalaman pertama saya mendaki dan camping di gunung dengan membawa keril. sebelumnya saya pernah ke Gunung Ijen dan Gunung Kelimutu, namun tidak membawa keril dan jarak tempuh dari tempat parkir ke puncak gunung tidak terlalu jauh. perjalanan kali ini sejauh 8 km and i'm so excited to try this journey. kami mulai berjalan dari basecamp gunung putri sekitar jam 6 pagi. di kiri kanan jalan, terhampar kebun sayur mayur yang tumbuh subur dan di kejauhan terlihat Gunung Gede yang berdiri kokoh. setelah menyeberangi sungai, jalurnya mulai berbeda. menanjak dan di kelilingi pohon-pohon tinggi. cahaya matahari menyinari kami di sela-sela rimbunnya pepohonan. 1 jam perjalanan telah kami lewati dan tiba di pos selamat datang, Legok Leunca. saatnya menurunkan keril sejenak, mengistirahatkan pundak yang mulai terasa kurang nyaman. tak berapa lama kemudian kami melanjutkan perjalanan. so far saya masih baik-baik saja. di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango ini terdapat 5 jenis primata yaitu Owa, Surili, Lutung Jawa, Monyet Ekor Panjang dan Kukang. ada juga Carnivora besar Macan Tutul/Kumbang. Jam 9 pagi, kami tiba di pos Buntut Lutung. istirahat lebih kurang 20 menit, mempersiapkan diri untuk trek yang lebih berat. di awal perjalanan, kami bertemu dengan banyak pendaki, kadang kala saling mendahului. namun seiring dengan perjalanan yang semakin menantang, tak terlihat banyak orang di sekitar kami, ada yang telah melaju jauh di depan dan sebagian masih tertinggal di belakang. perjalanan dari pos buntut lutung menuju Lawang Sekateng sangat melelahkan bagi saya. detak jantung semakin kencang, nafas tersengal-sengal, tenaga mulai berkurang. baru berjalan beberapa langkah, saya kembali harus berhenti sejenak, bersandar pada batu atau pohon. melihat trek di depan dengan kemiringan sekitar 45 derajat, membuat saya agak takut. sanggupkah saya melanjutkan perjalanan ini ?????????????????? melihat kondisi saya yang semakin lambat dalam berjalan, salah seorang teman berbaik hati membawakan keril saya. terimakasih Aank. saya kembali bersemangat untuk melanjutkan perjalanan. setelah merasa cukup kuat, saya kembali membawa keril sendiri. pakaian di badan terasa basah oleh keringat, sementara udara di hutan ini cukup dingin. ada beberapa pendaki yang mulai turun dari Gunung Gede, beberapa di antara mereka memberikan semangat kepada saya untuk terus berjalan. Perjalanan dari Lawang Sekateng hingga Simpang Maleber benar-benar menguras tenaga dan melelahkan. kami istirahat dan mengisi perut yang terasa lapar, untunglah ada penjual yang baru menggelar dagangannya, saya tergoda untuk memesan mi instan. setelah selesai makan, kami kembali melanjutkan perjalanan dan Alhamdulillah, tepat jam 12 siang kami tiba di alun-alun Surya Kencana. aaaaahhhh senangnyaaaa..... melihat keindahan alun-alun surya kencana yang sangat luas, apalagi saat ini sedang berkabut membuat saya lupa dengan rasa lelah 6 jam perjalanan berat tadi. kami langsung sibuk dengan kamera, mengabadikan keindahan alam dalam jepretan berupa selfie dan wefie. beragam gaya foto di tampilkan, mulai dari berdiri, duduk hingga tiduran di rerumputan. semua itu sebagai bentuk rasa bahagia kami berada di sini. belum puas rasanya berfoto ria, tiba-tiba turun hujan. kami segera mengenakan jas hujan dan berjalan menuju tenda yang telah di siapkan oleh teman baik kami, Aank. hujan turun semakin deras dan tak berhenti hingga malam, kami hanya bisa berdiam diri di dalam tenda menikmati suara air hujan yang turun dari langit. di langit, bulan sabit terlihat cantik menerangi bumi di kelilingi oleh bintang-bintang yang bertaburan. sebuah pemandangan indah yang akan selalu saya kangenin. udara dingin membuat saya menggigil meskipun sudah mengenakan jaket. saatnya waktu shalat Subuh, saya berusaha sekuat tenaga untuk berwudhu dan menunaikan shalat Subuh, dingiinnn bbbrrrrr.............. matahari mulai menampakkan diri, menyinari dan menghangatkan bumi dengan cahayanya. sementara itu kabut tipis yang menyelimuti alun-alun surya kencana seakan enggan beranjak pergi. para pendaki mulai keluar dari tenda masing-masing, menyambut datang nya pagi. menikmati sarapan pagi ditemani segarnya udara pegunungan. setelah selesai sarapan nasi uduk yang kami beli dari pedagang keliling, kami mulai mendaki menuju puncak Gunung Gede. trek nya lumayan curam, tapi saya sangat bersemangat untuk bisa mencapai puncak. 1 jam berlalu dan akhirnya i'm on the top on Mount Gede, 2.958 mdpl. MasyaAllah.... indahnya pemandangan alam Taman Nasional Gunung Gede. saya sangat bersyukur dapat berada di sini dan menikmati Mahakarya ciptaan Allah SWT. kabut menyelimuti puncak Gunung Gede, sehingga saya tidak bisa melihat pemandangan di sekitarnya. namun ketika kami hendak turun menuju Cibodas, tiba-tiba kabut beranjak pergi dan saya bisa melihat kawah Gunung Gede yang mengeluarkan bau belerang. saya semakin kagum melihat kemegahan Gunung Gede, dinding batu yang menopangnya terlihat sangat indah. saya masih belum puas berada di puncak Gunung Gede, tapi kami harus segera turun agar nanti tidak terlambat melewati sistem satu arah di kawasan puncak menuju Jakarta. dengan berat hati saya melangkahkan kaki menuju Cibodas. dalam perjalanan turun ini saya merasa sangat terhibur dengan melodi musik alam, ada suara burung berkicau, ada suara hewan-hewan yang tak saya kenal dan ada suara air mengalir, semuanya menjadi harmoni yang indah. jarak tempuh jalur turun ini lebih jauh di banding dengan pada saat naik kemarin, tapi kita tak akan jenuh. ada banyak ragam pemandangan yang bisa kita nikmati, salah satunya adanya melewati aliran sungai air panas. kita mesti hati-hati melangkah di atas batu-batu yang licin, di pinggir jalan disediakan tali untuk pegangan. saya sempat terpeleset ketika menginjak batu dan yup, kaki saya masuk ke air........ dan panaaassssssss.......... saya melanjutkan perjalanan dengan sepatu yang basah dan terasa hangat. kaki terus melangkah mengikuti jalur yang ada. suara air sungai mengiringi langkah saya dan setelah itu berhenti sejenak menyaksikan air terjun yang ada di kiri jalan. kalau tadi airnya panas, sekarang ini airnya sejuk. Rawa Gayonggong merupakan cekungan yang terbentuk dari kawah mati, kemudian menampung aliran air dari tempat yang lebih tinggi. Erosi tanah telah menyebabkan sedimentasi lumpur untuk media tumbuh berbagai jenis rumput-rumputan terutama rumput Gayonggong. Rawa ini merupakan daerah jelajah macan tutul serta tempat hidup berbagai jenis burung khas rawa pegunungan. tertarik untuk menjelajahi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, monggo di simak peraturan dan pendaftarannya di http://www.gedepangrango.org/online-booking/
0 Comments
|
Liza
Seorang perempuan biasa yang selalu ingin menambah ilmu dan pengalaman. Archives
March 2019
Categories
All
|