Menjelang subuh, kami (saya dan 2 orang teman) sudah bersiap menuju Istanbul Otogar (terminal utama bus) menggunakan mobil Uber. setibanya di Otogar kami langsung mencari loket bus tujuan Edirne. Alhamdulillah kami bisa mendapatkan bus pertama yang akan berangkat jam 5 pagi. namun sebelumnya kami harus menunaikan shalat subuh. untunglah tak jauh dari loket bus ini ada Masjid untuk kami menunaikan shalat subuh. setelah selesai shalat subuh, kami bergegas kembali ke loket dan menaiki bus yang telah siap berangkat menuju Edirne. Lebih kurang 2,5 jam perjalanan dan saya pun tertidur pulas didalam bus yang membawa kami dari Istanbul ke Edirne. pukul 7.34 pagi kami tiba di Edirne otogar. Mengunjungi Edirne adalah ide dari saya, namun tak banyak informasi transportasi umum yang saya dapat. setibanya di Edirne Otogar, kami agak bingung untuk menaiki bus apa ke Masjid Selimiye. lalu kami bertanya kepada sopir bus dan ternyata semua bus pasti akan melewati komplek mesjid Selimiye. Masjid Selimiye dibangun pada masa pemerintahan Ottoman Sultan Selim II oleh arsitek Sinan tahun 1569 -1575. bangunan ini melambangkan puncak kehebatan karya besar arsitektur klasik Ottoman dan tradisi bangunan berkubah. komplek masjid ini terdiri dari Masjid dan dua madrasah ditengah taman dengan ukuran 190 x 230 meter. ruang ibadah masjid Selimiye berukuran 45 x 36 meter dan ditutupi oleh kubah yang berdiameter 31,30 meter dan ditopang oleh 8 tiang. ada 4 menara yang menjulang setinggi 70,80 meter. Arasta Bazaar dan sekolah dasar Ottoman (sibyan mektebi) dibangun pada masa pemerintahan Murad III oleh arsitekt Davud Agha. Kronologi Periode Turki di Edirne
Alipasha Bazaar dibangun oleh Semiz Ali Pasha pada tahun 1565 oleh arsitek Sinan yang juga membangun masjid Selimiye. Alipasha Bazaar adalah salah satu bangunan komersil yang disebut "arasta". merupakan salah satu pasar bersejarah terpanjang dengan panjang 270 meter dan didalamnya terdapat 128 toko-toko dan 6 pintu masuk.
pasar ini musnah oleh kebakaran pada tahun 1992 dan dibangun kembali oleh Direktorat Jendral Yayasan pada tahun 1997.
0 Comments
hari ini saya jalan sendirian di Istanbul karena teman jalan saya dari Jakarta baru akan tiba nanti malam. bermodalkan fasilitas internet Umroh 9 hari dari Telkomsel saya mencari informasi transportasi menuju miniaturk dari hotel tempat menginap di kawasan Sultan Ahmet. setelah melihat beberapa pilihan rute yang disediakan oleh Google Maps, saya mulai berjalan menuju halte Tram Sirkeci Istasyonu. saya membeli kartu perdana Istanbulkart di kiosk pinggir jalan seharga TL 20 lalu top up di mesin yang telah disediakan. dengan istanbulkart kita bisa membayar lebih murah untuk penggunaan moda transportasi di Istanbul. enaknya jalan-jalan sendiri adalah bebas menentukan rute perjalanan yang diinginkan seperti yang saya lakukan sekarang ini. niat awal mau langsung ke miniaturk, namun saya juga ingin tahu tempat naik ferry tour bosphorus. akhirnya saya turun tram di kabatas tramvay istasyonu lalu berjalan menuju dentur avrasya hop on hop off tours dan menikmati pemandangan di pinggir laut. tak berapa lama berada disini, saya melanjutkan perjalanan ke miniaturk. kali ini saya menggunakan bus yang melewati tunel dan jalan-jalan kota istanbul selama lebih kurang 30 menit hingga tiba di halte bus sunnet koprusu. tak berapa jauh dari halte bus ini saya sudah menemukan miniaturk. cuaca hari ini sangat cerah dengan hembusan angin yang cukup dingin. secara saya terbiasa tinggal di daerah tropis jadi kalo angin dingin gini mesti pakai jaket. saya segera membeli tiket masuk miniaturk, udah gak sabar mau tau lebih banyak tentang sejarah dan peradaban di Turki. untuk mengetahui lebih banyak tentang miniaturk monggo baca disini miniaturk.com.tr/homepage/m%C4%B0n%C4%B0atuerk/model-works.aspx setelah puas rasanya menjelajahi miniaturk, saya berencana menikmati sunset di bukit Pierre lotti. melihat informasi dari google maps, tidak ada transportasi umum yang langsung kesana, saya harus berjalan kaki lebih kurang 1 km menuju halte bus Bademlik lalu menaiki bus menuju Teleferik Pierre Loti. pemandangan sore hari menjelang matahari terbenam dari Pierre loti sungguh menakjubkan. meskipun harus antri untuk naik gondola menuju tempat ini, namun hasilnya sepadan.
|
Liza
Seorang perempuan biasa yang selalu ingin menambah ilmu dan pengalaman. Archives
March 2019
Categories
All
|