Setelah menunaikan shalat Isya di masjidi Haram, kami menuju Ka'bah untuk melakukan Thawaf 7 putaran. sulit menggambarkan perasaan saat itu, beragam rasa bergejolak di hati. senang bisa berada di rumah Allah, takjub dengan kemegahan Ka'bah, damai terasa dalam jiwa, sementara itu mata harus tetap memperhatikan rombongan agar saya tak terpisah dalam lautan manusia. Mutawif (pembimbing umrah) berada di depan dan kami mengikutinya. di mulai dari sudut (rukun) Hajar Aswad, menghadapkan badan ke arah hajar aswad lalu mengangkat tangan (istilam) dan mengecupnya serta membaca Bismillahi wa Allahu Akbar. gemuruh suara talbiyah dan do'a yang di kumandangkan jamaah yang sedang melakukan Thawaf terdengar seperti alunan merdu. saya membaca do'a Thawaf dari buku panduan yang telah di siapkan. ketika berada di rukun Yamani, kita kembali melakukan istilam namun tanpa mengecup dan membaca do'a. tak terasa 7 putaran telah selesai, lalu kami mencari tempat di belakang maqam ibrahim untuk menunaikan shalat sunat 2 rakaat. selanjutnya menuju bukit Shafa untuk memulai Sa'i menuju bukit Marwah, bolak-balik sebanyak 7 kali dan berakhir di bukit Marwah, lalu bertahallul (menggunting rambut). Alhamdulillah, rangkaian ibadah Umrah telah selesai kami jalankan. kami saling bersalaman dengan sesama teman rombongan, mendo'akan semoga Umrah kami mabrur. Aamiinnn Ya Rabbal 'Alamin. Azan subuh di kumandangkan 2 kali. Azan pertama di kumandangkan kira-kira 1 jam sebelum waktu shalat subuh. saya berharap bisa mendapatkan tempat untuk shalat subuh di dekat Ka'bah, namun saat ini jalan menuju area Ka'bah telah di tutup oleh para askar, sehingga kami harus mencari tempat lain di dalam masjidil haram. mengingat sebentar lagi akan masuk waktu shalat subuh, kami segera bergabung dengan shaf jama'ah wanita di dekat tangga utama menuju area Ka'bah. di tempat ini tidak disediakan karpet dan saya juga tidak membawa sajadah. tapi tak apalah, dinginnya lantai masjidil Haram tak mengurangi khusyuknya Salat Subuh berjamaah pertama saya di Masjidil Haram. Masjidil Haram itu sangat luas, kita perlu mengingat dengan jelas dimana kita masuk agar tidak kesulitan ketika hendak kembali ke penginapan. saya berusaha mengenali denah Masjidil Haram melalui tanda penunjuk yang ada. kami selalu pergi berempat (Saya, Mama, dan 2 teman sekamar, namanya bu Suwilah dan bu Rahayu). Alhamdulillah kami cocok satu sama lain, sehingga terasa akrab. kami selalu berdiskusi tentang kegiatan yang akan di lakukan dan biasanya saya sebagai pemandu jalan. maklumlah, saya kan yang paling muda dan bisa berkomunikasi dengan orang asing jika kami perlu bantuan. saat ini sedang ada pekerjaan di depan pintu Ka'bah, sehingga kami tidak bisa mencium Hajar Aswad. Alhamdulillah kami di beri kemudahan untuk mencium Ka'bah dan shalat sunah di Hijir Ismail, tepat di hadapan pancuran emas. saya masih rasa tak percaya dengan yang terjadi saat ini, di tengah lautan manusia yang sedang Thawaf, Allah memberikan kemudahan bagi kami untuk mencium Ka'bah tanpa harus berdesakan dengan yang lain dan ketika tiba di dekat Hijir Ismail, saya melihat beberapa orang hendak keluar dan saya segera masuk. seorang askar wanita memberi tempat untuk saya agar bisa menunaikan shalat sunah. Subhanallah walhamdulillah kami di jamu dengan baik di Baitullah. kami Shalat 5 waktu di Masjidil Haram dan selalu mencari tempat yang berbeda. ada kalanya di area dekat pintu masuk King Fahd, di lain waktu mengambil tempat di dekat area Sa'i lantai 2 sehingga bisa melihat Ka'bah, pernah juga di dekat area Ka'bah. Alhamdulillah semuanya terasa nikmat.
0 Comments
|
Liza
Seorang perempuan biasa yang selalu ingin menambah ilmu dan pengalaman. Archives
March 2019
Categories
All
|