Sudah 6 bulan saya tidak pergi jalan-jalan ke luar Jakarta, kangen packing, menyandang backpack, nyiapin kamera dan lainnya. setelah cari sana sini, akhirnya ketemu jadwal dan tempat yang cocok untuk di kunjungi. Pulau Tunda, sebuah pulau yang termasuk dalam daerah administrasi Banten. Jam 6 pagi, perjalanan bersama 2 orang teman baru di mulai dari Slipi Jaya. Kami naik bus Primajasa jurusan Merak, nantinya ketemu dengan teman-teman yang lain di depan Universitas Tirtayasa, Serang. Alhamdulillah jam 8 udah nyampe di tempat berkumpul. sementara menunggu teman-teman sarapan, saya duduk manis di angkot yang akan membawa kami ke dermaga Karangantu. perjalanan menuju dermaga kira-kira 30 menit saja. Dermaga Karangantu, Serang ini nampak lebih baik jika di bandingkan dengan dermaga Muara Angke Jakarta. tak ada air hitam dengan bau yang menyengat. saat ini suasana di sekitar dermaga cukup sepi, hanya kapal kami yang akan menyeberang ke pulau. sementara ada banyak kapal nelayan untuk menangkap ikan yang sedang parkir di sekitar dermaga. menjelang tengah hari, kapal yang kami tumpangi sudah merapat di Dermaga Pulau Tunda. di gerbang selamat datangnya sih tertulis Pulo Tunda. lingkungannya nampak rapih, jalannya pun sudah menggunakan paving block. yuk kita check in di penginapan untuk melepas lelah sejenak, lalu makan siang dan di lanjutkan dengan Shalat Dzuhur. suasana di penginapan ini terasa asri, di kelilingi banyak pohon dan halaman yang luas. cuaca cerah begini enaknya minum air dingin, tapi apa daya siang hari tak ada listrik yang menyala. oh ya, listrik di pulau Tunda sangat terbatas, hanya menyala pada jam 6 sore sampai jam 7 pagi. jadi harus pandai-pandai memanfaatkannya. Alhamdulillah cuaca hari ini cerah, saatnya menjelajahi alam bawah laut di Pulau Tunda. kami berlayar ke arah timur pulau untuk mencari spot snorkeling. Fin dan snorkel sudah di pakai, yukkk kita intip ada apa di bawah laut sini..... bbyuuurrrr..... betah dech, snorkeling di sini. ada banyak ikan-ikan warna warni. mulai dari yang kecil, menengah dan besar. senang rasanya berenang di kelilingi banyak ikan sambil melihat aneka ragam terumbu karang, makin seru lagi karna ada perbedaan suhu air, di satu tempat airnya dingin, namun tak jauh dari situ airnya terasa lebih hangat. airnya cukup jernih, jadi jarak pandang lumayan jauh. mau ketemu nemo, bintang laut, di sini ada koq. setelah puas snorkeling, kami kembali ke penginapan. mandi, ganti pakaian, lalu dandan cantik. pengen liat matahari terbenam di pinggir pantai. Pagi ini, cuaca mendung dan turun hujan. kami belum beruntung melihat kecantikan matahari terbit di ufuk timur. sarapan pagi dengan teh manis hangat dan sepiring nasi goreng, cukup untuk menambah tenaga. setelah hujan reda, kami berjalan menuju pantai Timur. andai saja di sini ada penyewaan sepeda, pasti akan lebih seru lagi untuk mengelilingi pulau. kalau kemarin kami melihat pantainya dari tengah laut, sekarang saatnya menikmati pinggir pantai. air laut sedang pasang dan ombak cukup besar, jadi pasir putihnya tak terlalu kelihatan. Snorkeling lagi yuuuk.... sekarang kita berganti ke arah barat Pulau Tunda, tepatnya di depan villa milik salah seorang penduduk. usai sudah liburan singkat, menjauh dari hiruk pikuk dan kemacetan ibukota, bersantai ria menikmati hari Sabtu dan Minggu di Pulau Tunda. saatnya pulang ke rumah.
biaya perjalanan ini relatif murah, Rp. 410.000 sudah termasuk penginapan, makan, alat snorkeling, kapal motor selama 2 hari dan guide lokal.
2 Comments
menjelang tengah hari saya turun dari bis wisata yang mengantarkan kami ke kota Mataram, sementara itu tiket pulang saya ke Jakarta nanti malam jam 20.30 WITA. kali ini saya tidak akan bermalam di Lombok karna waktu libur telah usai. esok hari harus kembali ke rutinitas pekerjaan di Jakarta. syukurlah, masih ada waktu untuk mencari oleh-oleh khas Lombok. berbekal informasi dari pemandu wisata selama di kapal, saya mendapatkan ojek motor yang akan mengantarkan ke tempat-tempat kerajinan khas Lombok. tempat pertama yang akan saya kunjungi berada di Desa Banyumulek, Lombok Barat, sebuah desa yang terkenal dengan hasil kerajinan tangan dari gerabah. saya tiba di desa Banyumulek bersamaan dengan masuknya waktu shalat Zuhr, kebetulan ada masjid di dekat art shop tempat saya berhenti, namanya Masjid Jami' Al Mujahidin di desa Lelede, Banyumulek. kalau perintah Allah sudah di penuhi, hatipun menjadi tenang dan tentram. sangat mudah menjumpai masjid di sini karena Lombok terkenal dengan sebutan Pulau 1000 Masjid. sepanjang jalan ada banyak Masjid dengan arsitektur megah, sebagian masih dalam proses pembangunan. hasil kerajinan gerabah ini sangat menggoda. ada banyak bentuk hiasan dinding, vas bunga, tempat lilin, baki, piring hias, tempat tissue, asbak, da masih banyak yang lainnya. harga yang di tawarkan pun beragam, silahkan di tawar demi kepuasan berbelanja hehehehehe........ pengennya sih belanja lebih banyak tapi apa daya barang bawaan di backpack sudah hampir maksimal, dan gerabah-gerabah ini lumayan berat. jadi hanya beli 4 pcs baki dan 1 buah tempat lilin, lumayanlah buat oleh-oleh. selesai sudah berbelanja di art shop desa Banyumulek, mari lanjut ke desa Sukarara untuk melihat pembuatan tenun ikat songket. warna-warni songket yang di tawarkan sangat menarik, tapi kali ini saya belum berencana untuk membeli songket. mungkin nanti kali ya....... rata-rata wanita di desa Sukarara, menenun setiap hari selama 6-8 jam. diperlukan ketelitian dan kesabaran untuk menyelesaikan selembar kain songket. lama pengerjaannya di pengaruhi juga oleh motif songket tersebut, semakin rumit motif yang di buat maka waktu penyelesaiannya akan lebih lama. tahun lalu saya sudah pernah berkunjung ke kampung Sasak, desa Sade. namun waktu itu hanya sebentar saja karena turun hujan, mumpung sekarang ada di Lombok jadi saya kembali ingin melihat-lihat kampung Sasak dan belanja sajadah tenun khas Lombok. sewa ojek Rp. 150.000,-
tiket Lombok - Jakarta by Lion Air Rp. 897.200,- hope to see you again, Lombok. dari Pulau Komodo, perjalanan berlanjut menuju manta point. berharap bisa melihat ikan pari Manta. menurut pemandu kapal, air pasang karena purnama bulan dan menjelang tengah hari adalah peluang yang tepat untuk melihat pari Manta, mengingat hewan ini jarang terlihat. setelah kapal berhenti di Manta point, dengan dipandu oleh seorang awal kapal, kami segera menceburkan diri ke laut. air laut yang dingin dan arus yang kuat memaksa saya kembali ke kapal, sementara teman-teman bule yang lain berenang mengikuti pemandu. beruntung sebagian dari kami dapat melihat pari Manta, saya sedikit kecewa karna tidak dapat melihat pari Manta. semoga di lain waktu saya bisa melihat langsung pari Manta di habitatnya. pemandangan alam yang tersaji sepanjang perjalanan laut ini menghilangkan letih dan kejenuhan berada di kapal. lihatlah keindahan Gili Laba ini. kami hanya diberi waktu singgah 1 jam di Gili Laba, sebagian ada yang snorkeling dan sebagian lagi mendaki bukit. mengingat waktu yang terbatas pemandu kami menyampaikan bahwa tidak memungkinkan untuk sampai ke puncak Gili Laba. meskipun tidak sampai ke puncak bukit, namun pemandangan di Gili Laba sungguh spektakuler. jernihnya air laut menampakkan dasarnya memberi warna yang berbeda pada setiap kedalaman. warna tosca di hiasi karang-karang laut hingga biru tua yang menandakan laut dalam. panas terik matahari tak saya hiraukan demi menyaksikan serpihan surga ini. Subhanallah, MasyaAllah, Allahuakbar............. Mahabesar Allah atas segala ciptaan-Nya, sempurna tiada cela. ombak laut di selat Sape terasa ganas, kapal kami terombang ambing di tengah lautan. sulit sekali untuk bisa berdiri di atas kapal meski hanya sejenak. alhasil harus selalu berpegangan dengan tiang atau dinding kapal. sementara itu pemandangan matahari tenggelam sangat menggoda untuk di potret. saya mengambil kamera di dalam tas dan dengan sekuat tenaga berusaha untuk memotret. hasilnya memang kurang sempurna karena kapal bergoyang ke kiri dan ke kanan. mendekati Bima, ombak mulai reda dan kapal bisa lebih tenang. captain kapal memutuskan untuk berhenti sejenak agar kami bisa menikmati makan malam dan setelah itu melanjutkan perjalanan menuju Pulau Satonda. hari sudah malam, bulan purnama mengiringi perjalanan kami malam ini. it's so romantic feeling. wish someone special here with me *blushing* pagi yang cerah di Pulau Satonda. tak berapa jauh dari pinggir pantai, kita bisa menyusuri jalan menuju danau air asin. persediaan air tawar yang sangat terbatas di kapal membatasi kami untuk mandi. sekaranglah saatnya menikmati air tawar sepuasnya di air terjun Mata Jitu pulau Moyo. dari pinggir pantai, kami menyusuri jalan setapak di dalam hutan menuju air terjun. selain menikmati pemandangan air terjun, kita juga bisa mendaki ke arah hulu sungai. mendaki tebing curam yang licin memang tidak mudah, namun kita bisa berpegangan dengan akar-akar pohon yang kokoh. di bagian atas ini ada sebuah kolam yang cukup dalam dan digunakan oleh pengunjung yang ingin memacu adrenalin dengan melompat dari atas pohon. pepohonan yang rindang memberikan kesejukan bagi alam. dari pulau Moyo, kapal kami berlayar menuju Gili Bola. perjalanan menuju gili bola tidaklah mudah, ombak yang cukup besar membuat kami berayun-ayun di di kapal. sebagian barang-barang berserakan karna di goyang gelombang. perjalanan ini terasa lebih berat dari hari sebelumnya di selat sape. Alhamdulillah atas pertolongan Tuhan, kami bisa tiba dengan selamat menjelang subuh, kapal kami kembali berlayar menuju tujuan akhir dari perjalanan ini yaitu Lombok perjalanan laut 4 hari 3 malam ini dari Labuhan Bajo menuju Lombok di layani oleh http://www.kencanaadventure.com
biaya perjalanannya Rp. 1.750.000,- termasuk:
mahal atau murah biaya tersebut tergantung penilaian anda. berapa harga yang tepat untuk merasakan pengalamannya dan menikmati semua keindahan alam tersebut? be careful, INDONESIA is seriously BEAUTIFUL and AMAZING. |
Liza
Seorang perempuan biasa yang selalu ingin menambah ilmu dan pengalaman. Archives
March 2019
Categories
All
|