Penghujung tahun 2016 menjadi rekor perjalanan mendaki gunung bagi saya. 2 kali dalam 1 bulan mendaki gunung yaitu gunung Guntur dan Gunung Prau. saya belum tahu banyak tentang perjalanan ini, gak sempat cari-cari info, jadi pasrah aja di ajak teman-teman. bermodalkan GPS kami (saya Liza, Aank, bang Noenk, Faizin, Hadi, Kaz dan mba Tri) berangkat dari Jakarta, hari Jum'at jam 9 malam, menuju Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah. Jam 10 pagi kami memulai perjalanan dari basecamp Patak Banteng. menaiki anak tangga yang jumlahnya ratusan dengan kemiringan yang tajam ternyata sudah membuat saya kewalahan, efek kurang olah raga hehehhee salah satu oleh-oleh khas dari Dieng adalah Carica yang merupakan tanaman asli dari datarang tinggi Dieng. hanya tumbuh pada ketinggian 1700 - 2000 mdpl. Carica Dieng mempunyai aroma yang harum segar, citarasa sangat eksotis, bertekstur kenyal dengan warna kuning keemasan. Carica Dieng tidak dapat di konsumsi langsung, hanya dapat dinikmati setelah diolah menjadi koktail, sirup, selai atau sejenisnya. Carica mengandung serat alami yang tinggi, vitamin A, Vitamin C, mineral dan enzim proteolitik khimo papain yang sangat bermanfaat bagi kesehatan. berkhasiat meningkatkan stamina, menyehatkan pencernaan, mencegah kanker usus besar dan dapat mencegah terbentuknya batu empedu.
2 Comments
Setelah berhasil melalui percobaan pertama mendaki Gunung Gede, saya jadi tertarik untuk kembali mendaki gunung. kali ini saya dan teman-teman akan mendaki Gunung Papandayan di Garut, Jawa Barat. Kami memulai perjalanan dengan mobil dari Jakarta pada hari Jum'at, 3 Juni , sekitar jam 11 malam dan tiba dengan selamat di Gerbang Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Papandayan, Garut pada hari Sabtu jam 5.30 pagi. sebelum memasuki TWA Gunung Papandayan, kami harus membayar retribusi masuk untuk kendaraan dan penumpangnya. mau tau rute perjalanan yang kami lewati? sepertinya saya gak bisa ceritakan karena lebih banyak tidur selama di perjalanan hehhehehe... Jam 6 pagi, matahari telah bersinar terang, langit biru dihiasi awan putih tipis. meskipun terlihat terik, namun udaranya dingin, apalagi air nya, bbbrrrrrrr.... dingin banget. dari camp david terlihat asap putih membumbung tinggi yang keluar dari kawah Gunung Papandayan. Camp david itu adalah tempat awal pendakian, berupa lapangan luas yang bisa di pakai untuk parkir mobil, ada toko-toko penjual souvenir dan perlengkapan mendaki gunung. Sebelum memulai pendakian, kami mengisi perut terlebih dahulu dengan minuman hangat dan aneka gorengan yang tersedia di warung dekat parkir mobil. harganya masih terjangkau lah. setelah di rasa cukup kenyang dan tentunya bayar makanan ke pemilik warung, kami mulai menyandang keril dan berjalan mengikuti arah pendakian. area pertama yang harus kami lewati adalah kawah Gunung Papandayan, jalur bebatuan dan tercium bau belerang yang cukup menyengat. trek di kawah ini lumayan berliku, naik dan turun dan terkadang landai. Sinar matahari mulai terasa hangat di badan dan tak ada pohon pelindung di area ini. namun pemandangan sekitarnya yang begitu mempesona, mampu mengalihkan rasa capek selama pendakian. Setelah melewati kawah kita akan tiba di Hober Hoet, sebuah jalur persimpangan menuju Hutan Mati, namun mengingat treknya yang terjal, jalur ini di tutup untuk mendaki, hanya untuk turun. dari Hober Hoet, kami berjalan ke arah kanan menuju Lawang Angin. treknya landai mengitari bukit dengan tanah berbatu kecil. di beberapa tempat kita akan melewati jalur yang sempit dan berpohon rindang, jadi bisa istirahat sejenak untuk berteduh. MasyaAllah.... indahnya ciptaan Allah tak terlukiskan dengan kata-kata. kemegahannya luar biasa dan nikmat yang tiada tara. sulit rasanya bagi saya untuk berhenti mengabadikan keindahan pemandangan alam ini dalam lensa kamera. tak jarang saya di ingatkan oleh teman-teman agar tidak terlalu jauh tertinggal di belakang karena sibuk memotret. tak perlu kamera canggih untuk mengabadikan keindahan ini karena apapun yang di jepret, hasilnya selalu cantik dan mengagumkan. di sepanjang jalur pendakian ini ada beberapa warung penjual makanan, jadi gak usah khawatir kalo lagi laper. kami pun sempat singgah sejenak di warung makan untuk membeli gorengan dan cilok. saya sih gak nyobain cilok nya, temen-temen aja yang makan. ini sih namanya pendakian santai banget, kebanyaka berhenti buat foto-foto dan jajan di warung. kami pun tiba di Pondok Saladah sekitar jam 10.30 WIB dan segera mendirikan tenda. di area pondok saladah ada banyak warung yang menyediakan jajanan dan makanan. ada juga mushola dan banyak bilik toilet. sumber air bisa di bilang melimpah. tempat ini sangat cocok bagi pendaki pemula. gak perlu bawa banyak logistik, cukup sediakan uang untuk berbelanja kebutuhan makanan. setelah selesai makan siang dan berisitirahat di tenda, kami berjalan menuju hutan mati. Ketika menjelang waktu shalat Subuh tiba, saya dan mba Tri keluar dari tenda dan menuju toilet untuk berwudhu. udaranya dingiiiinnn banget..... bbbbrrrrrrrrr....... rasanya menggigil. saya berusaha menguatkan diri untuk berwudhu dengan air yang sangat dingin. bibir bergetar karena menggigil. bagaimanapun juga kewajiban terhadap sang Maha Pencipta harus di tunaikan. terimakasih Allah atas segala nikmat-Mu. Matahari pagi mulai menyinari bumi, semburat cahayanya terlihat bak warna keemasan. dari sini kita bisa menikmati keindahan Gunung Cikuray yang berdiri kokoh menopang bumi. kami sarapan pagi dengan minuman hangat dan beberapa gorengan, ada sosis goreng, kulit lumpia goreng (kayak pangsit goreng tanpa isi) dan nugget. makan gorengan sambil di cocol kuah bumbu gado-gado, enaknya mantap. setelah selesai sarapan, sekitar jam 6 pagi kami meninggalkan tenda beserta isinya sambil berdo'a semoga barang-barang yang kami tinggalkan tetap aman dan di jauhkan dari tangan-tangan jahil. cukup bawa barang berharga dan sebotol air minum, berjalan menuju Tegal Alun. rute yang di lewati, Pondok Saladah, Hutan Mati dan memulai trek yang lumayan menantang. pendakian menuju Tegal Alun sangat berbeda dengan pendakian dari camp david menuju pondok saladah. trek menuju Tegal alun lebih terjal dan sebagian tanahnya ada yang basah, jadi mesti hati-hati biar gak kepleset. ngos-ngos an juga sih, tapi begitu mendekati tegal alun dan menengok ke belakang, pemandangannya luar biasa indah. 1 jam berlalu dan kami akhirnya tiba di Tegal Alun, Gunung Papandayan. sebuah tanah padang luas yang dipenuhi dengan hamparan tanaman bunga edelwis, cantik...... saatnya berpose dengan si cantik Edelwis. setelah puas memanjakan mata dengan keindahan edelwis, kami kembali turun menuju hutan mati dan lanjut hingga ke tenda di pondok seladah. setibanya di tenda, kami segera mengemasi barang-barang dan melipat tenda. saatnya kembali ke base camp. Alhamdulillah hari ini cuacanya cerah, alam menghadiahi kami pemandangan yang luar biasa indah untuk di simpan dalam ingatan. perjalanan turun ke base camp terasa menyenangkan dengan ditemani udara segar pegunungan dan pemandangan indah. hampir di setiap tempat saya abadikan keindahan Taman Wisata Alam Papandayan dalam lensa kamera, namun rasanya masih kurang puas. i'm gonna miss this place and wish to come back again later.
Sepertinya jalan-jalan sudah menjadi suatu kebutuhan bagi saya. rasanya kurang gimanaaaa gitu.., kalau gak jalan melihat tempat-tempat indah. Beruntunglah Indonesia memiliki banyak potensi alam yang indah dan menarik untuk di kunjungi, salah satunya desa pulau Pahawang, kecamatan Punduh Pedada, kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Untuk mencapai pulau Pahawang, kita berkendara dari pelabuhan Bakauheni menuju dermaga Ketapang selama lebih kurang 3 jam, lalu di lanjutkan menyeberang menggunakan kapal motor. Pulau Pahawang berada di Teluk Lampung, lautnya cukup tenang dengan ombak kecil, sehingga nyaman untuk di jelajahi. Selama perjalanan di atas kapal motor menuju pulau Pahawang, kita akan di manjakan dengan pemandangan yang mempesona. Hutan bakau yang masih terjaga memberikan warna hijau yang asri, air lautpun berbeda warna seperti tosca, biru muda hingga biru tua. air laut yang jernih menampakkan karang-karang yang ada di dasar lautan, sehingga kita bisa melihatnya dengan jelas meskipun tidak menyelam ke dalam laut. Sore menjelang, saatnya check in di homestay dan mandi setelah tadi snorkeling di 2 spot cantik yaitu pulau Tegal dan pulau Kelagian. Tak di sangka-sangka, kami di undang untuk menghadiri acara penyambutan dari masyarakat dusun tiga Jeralangan, Pesawaran, Pahawang. Acara di buka dengan pertunjukan tari sembah, tarian ini biasanya untuk menyambut pejabat atau tamu kehormatan. Setelah itu di lanjutkan dengan kata sambutan dari perwakilan dinas pariwisata Lampung, kata sambutan dari Ibu Yulianti alias iyung, guru yang juga menjadi pembina kesenian dan budaya di sekolah SD - SMA pulau Pahawang. ada juga kata sambutan dari pak Slamet riyadi, seorang tokoh masyarakat, menyampaikan tentang daerah perlindungan mangrove di kawasan pulau Pahawang seluas 140,1 ha dengan 30 ha merupakan zona inti. Acara di tutup dengan pertunjukan Tari bedana, tarian khas lampung yang dibawakan oleh pemuda pemudi dalam acara adat dan acara-acara yang tidak resmi sebagai ungkapan rasa gembira. dengan berjalan kaki sekitar 50 meter dari homestay tempat menginap, saya menanti mentari pagi yang muncul malu-malu dari balik awan. menikmati udara pagi yang segar di pinggir pantai teluk Lampung dan melihat perubahan warna alam dari gelap hingga terang benderang. moment seperti ini sungguh menakjubkan. Alhamdulillah hari ini cuaca bagus. matahari bersinar terang, langit biru dihiasi awan putih dan lautan memantulkan warnanya. terima kasih ya Allah atas hari yang indah ini. pasir pantai di pulau pahawang ini bervariasi. di dekat dermaga, pasir putih halus dan lembut, sehingga ketika kita berjalan akan menimbulkan jejak kaki yang agak dalam. namun tak jauh dari dermaga, pasir putihnya lebih kasar namun tetap lembut. cara terbaik menikmati pasir ini adalah dengan berjalan kaki di sepanjang pantai tanpa alas kaki. sensasi rasa dari pasir halus di sela-sela jari kaki menjadi pengalaman yang mengesankan. Pesona Pahawang memang sulit untuk di abaikan, air laut yang tenang memantulkan keindahan yang ada di dalamnya. hutang mangrove yang di jaga kelestariannya menambah keelokan alam disini. lihat dan perhatikanlah alam sekitar, maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? jangan khawatir kalau gak ada teman yang bisa ikut bersama kita. saya sendirian mendaftar dalam open trip ini http://www.pakettripmurah.com/2014/05/open-trip-murah-pahawang-island.html namun akhirnya bertemu teman-teman baru yang seru dan membuat perjalanan ini jadi berwarna.
dengan membayar Rp. 450.000 untuk bisa mengunjungi dan menyelami keelokan pulau Pahawang menurut saya cukup murah. Thank you guys for the good times, nanti kita nge trip bareng lagi ya. |
Liza
Seorang perempuan biasa yang selalu ingin menambah ilmu dan pengalaman. Archives
March 2019
Categories
All
|