Berawal dari office chit chat at lunch time, jadi pengen lagi ke Kepulauan Seribu. beberapa temen kantor juga pengen ikutan, lalu mulai deh browsing dan cari-cari info, enaknya kemana ya... Mengingat.... Menimbang.... Memutuskan...... kita ke Pulau Pari aja. Lokasinya lumayan dekat, biayanya juga gak mahal. cukup bayar Rp. 330.00,- Kepulauan seribu itu cantik, indah dan menarik untuk di kunjungi, tapi saya paling gak suka dengan keadaan transportasi menuju kesana terutama yang berangkat dari dermaga Muara Angke. selain itu kondisi di dermaga muara angke juga tidak menyenangkan. Jalan menuju dermaganya becek, kotor, bau amis dan airnya hitam. padahal hampir ribuan orang setiap minggunya mengandalkan tempat ini untuk berlayar ke kepulauan seribu. Wahai Pemda DKI Jakarta, tolong lah di perbaiki fasilitas di dermaga muara angke ini !!!! Semangat liburan menikmati pantai nan menawan dan langit biru yang di hiasi awan putih mengalahkan rasa kesal karna fasilitas di dermaga muara angke. saatnya naik ke kapal dan mari kita berlayar........ Setelah hampir 2 jam mengarungi laut, kami tiba di dermaga pulau pari. let's go to our homestay. Barang bawaan udah di simpan di homestay, sekarang saatnya kita bersepeda ria ke pantai pasir perawan. Awalnya saya berfikir pantai pasir perawan itu merupakan kiasan, gak taunya nama pantai itu adalah benar Pantai Pasir Perawan hehehehe..... Subhanallah.... indahnya pantai ini....langsung dech jepret-jepret, semuanya indah euy.... sementara ini kita gak lama-lama dulu di sini ya, karna udah waktunya balik lagi ke homestay untuk makan siang. Alhamdulillah udah kenyang, bertenaga lagi. Panas terik gak menghalangi kami untuk bersenang-senang di laut, it's time for snorkeling. pak Mole, pemandu kami, mengarahkan perahu motor ke bintang rama. bbbyyyyuuuurrrrrrrrrrrrr..... nyebur ke laut untuk melihat pemandangan alam di bawah laut. setelah puas di bintang rama, lanjut lagi snorkeling ke wilayah APL (Area Perlindungan Laut). sekitar jam 5 sore kami kembali ke penginapan untuk bersih-bersih karna setelah itu kita mau lihat sunset. Lapar juga ya setelah selesai dari laut, makan mie dulu ya hehehe... Banyak orang yang berlalu lalang dengan sepeda di depan homestay, ternyata mereka mau pergi ke pantai untuk menyaksikan matahari terbenam. suasana di lingkungan homestay bikin betah jadi agak malas untuk beranjak. gak mau ketinggalan moment indah menjelang malam, akhirnya bersepeda juga ke dermaga. Waaaahhhhhhh sunsetnya keren, ayo kita bernarsis ria di dermaga sambil melepas matahari pulang ke peraduannya. puuuaaasss banget hari ini, Alhamdulillah Allah telah melimpahkan nikmatnya kepada kita semua. Makan malam sudah tersedia di ruang tamu, namun perut saya masih kenyang karna tadi sore udah makan mie rebus. makan buah aja dech. acara hari ini masih belum selesai karna sebentar lagi kami akan disuguhi ikan bakar dan cumi bakar. sementara itu kami mengobrol dan bercanda dengan teman-teman lain. sekitar jam 9 malam, ikan dan cumi bakarnya sudah siap di hidangkan, mari kita cicipi. uenaknya makan bersama teman-teman baru. jempol dech buat like this adventure yang udah bikin trip ini, service nya excellent. kenyang poooolllll..... sekarang waktunya istirahat. selamat malam temans. Pagi telah datang menjelang, saatnya menyaksikan matahari menyinari bumi. tak berapa lama menanti di dermaga, matahari mulai menampakkan dirinya. Subhanallah..... ciptaan Allah luar biasa indahnya. Meskipun kemarin sudah ke pantai pasir perawan, tapi rasanya masih belum puas. pengen lagi... lagi dan lagi... Mandi pagi, dandan yang cantik, sarapan trus gowes lagi ke pantai pasir perawan. tak cukup kata untuk menggambarkan indahnya hari ini, cuaca yang cerah, langit biru yang di hiasi awan putih, laut yang cantik... Subhanallah.... terimakasih ya Allah atas segala nikmat ini. Kami sangat menikmati berada di sini. masing-masing ingin mengabadikan moment ini dalam jepretan kamera. mari kita foto-foto bersama dan bernarsis ria. Masih ada waktu sebelum kembali ke Jakarta, jadi kami lanjutkan bersepeda ke pantai LIPI. di pantai ini pemandangannya tak kalah indah dengan pantai pasir perawan. apapun yang di potret selalu terlihat indah. meskipun tak bisa berlama-lama di pantai ini tapi kami merasa senang sekali. Waktu sudah menunjukkan pukul 11, saatnya naik ke kapal motor penumpang dan kembali ke Jakarta. 2 hari terasa masih kurang menikmati alam pulau pari, namun cukup untuk menyegarkan dan menenangkan fikiran dari rutinitas pekerjaan sehari-hari. Open trip yang seru, penuh canda tawa ini di selenggarakan olehhttps://www.facebook.com/likethisadventure contact: Sobar, pin bbm 7402B338. HP 089654001213 http://www.backpackerindonesia.com/node/35288
0 Comments
Gunung Bromo, kecantikan, keelokan dan pesona nya menjadi daya tarik para penjelajah alam dari seluruh dunia. beruntunglah saya bisa menginjakkan kaki, merasakan dinginnya udara pagi sambil menanti mentari pagi di Bromo. perjalanan dari stasiun Pasar Senen dengan kereta api Gumarang selama 12 jam hingga stasiun Pasar Turi cukup melelahkan dan menyiksa. ini merupakan pengalaman pertama saya naik kereta api dari stasiun pasar senen. karna masih kurang mengerti tentang perkeretaapian, sebelum membeli tiket saya sempat bertanya ke customer service kereta api. mengingat kelas eksekutif sudah habis terjual dan yang tersisa hanya kelas bisnis dengan kipas angin, kelas ekonomi ac dan kelas ekonomi. mengingat ini akan menjadi perjalanan yang cukup lama, saya memilih kelas ekonomi ac. ternyata kereta api Gumarang kelas ekonomi ac tidak seperti yang saya bayangkan. tempat duduk 2 dan 3 sangat sempit, lutut kita bertemu dengan lutut penumpang di hadapan. tak ada recleaning seat, ac pun tak berfungsi dengan baik. alhasil gerbong ini terasa pengap. saya mencoba bertanya dengan teknisi kereta dan jawabannya: ac sudah maksimal dan gak bisa lebih dingin lagi. kebayang donk 12 jam seperti itu, waktu rasanya berjalan lambat sekali. pengen tidur tapi gak bisa karna posisi duduk yang gak nyaman, hiks.. hiks... Alhamdulillah, akhirnya sampai juga di stasiun Pasar Turi, Surabaya. bertemu dengan teman-teman dari Jakarta yang telah lebih dulu tiba dengan kereta ekonomi. sekarang ini kami akan menuju Air Terjun Madakaripura, Probolinggo, Jawa Timur. biar gak kelaparan di perjalanan, kami menyempatkan sarapan nasi pecel. menjelang tengah hari, kami tiba di pintu masuk menuju air terjun Madakaripura. mana air terjunnya? koq gak keliatan.... ooaallaaaa, ternyata masih harus trekking lagi toh. jalurnya cukup landai dan nyaman untuk di lalui. 30 menit kemudian, taraaaaaa.....ini dia air terjunnya. jika ingin melihat air terjun lebih dekat, kita harus melewati jalan dekat tebing air terjun. cipratan air terjun membuat saya hampir basah kuyup, untunglah kamera masih ada di tas dan di bungkus kantong plastik jadi gak ikutan basah. beginilah resikonya kalo pergi ke suatu tempat tapi gak tau info lengkapnya, jadi sedikit menyesal hiks... hiks.. selesai sudah berbasah-basah ria menikmati air terjun Madakaripura, saatnya melanjutkan perjalanan ke Bromo. hujan rintik-rintik menyambut kedatangan kami di Cemoro Lawang, Bromo, menambah dinginnya udara disini. untunglah di penginapan tersedia pemanas air, jadi gak kedinginan kalau mau wudhu dan mandi. jalan-jalan sore di sekitar penginapan (homestay), memandang indahnya gunung Bromo dan gunung Batok yang berdiri kokoh. setelah itu belanja syal dan baju kaos di toko oleh-oleh yang ada di dekat pintu masuk kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. sekitar jam 03.30 kami sudah bersiap menaiki mobil jeep 4WD yang disediakan untuk mengantar ke Pananjakan, tempat yang paling tepat menanti matahari terbit di Bromo. perjalanan menuju Pananjakan lumayan seru, jalanan menanjak dan berbatu membuat kita merasakan sensasi off road. Pasir berbisik Pantai Tanjung Papuma
Sekitar Jam 16.30 setelah memanjatkan do'a kepada Allah SWT, memohonkan keselamatan dan kelancaran dalam perjalanan menuju Dieng hingga kembali lagi ke Jakarta, kendaraan Elf yang kami tumpangi mulai meninggalkan halaman parkir gedung Aldiron, Pancoran, Jakarta Selatan. 13 jam berada di dalam kendaraan selama perjalanan menuju kawasan dataran tinggi Dieng di Jawa Tengah cukup membuat lelah, meskipun beberapa kali sempat beristirahat untuk makan dan menunaikan shalat. pemandangan alam yang hijau dengan udara dingin khas pegunungan seakan menghipnotis kita, melupakan kelelahan yang dirasakan dalam perjalanan. sebagian sawah penduduk sudah mulai menguning, siap untuk di panen. jalan sempit, menanjak dan berliku menjadi tantangan tersendiri untuk bisa mencapai Dieng. Alhamdulillah, akhirnya sampai juga di Dieng. sarapan pagi dulu untuk mengisi perut yang lagi kosong lalu check in di penginapan, Flamboyan homestay Dieng www.flamboyandieng.com/index.html memasuki komplek candi arjuna, kita akan menemukan bangunan berupa panggung mirip denga pendopo yang di sebut Dharmasala. Bagian atas atau panggung bangunan ini memang sudah mengalami beberapa kali pergantian karena faktor pelapukan. Tapi, batu-batu di bawahnya yang menjadi pondasi tidak pernah mengalami pergantian. Dharmasala merupakan sebuah tempat bagi para umat Hindu untuk merapikan pakaian sebelum beranjak ke tempat persembahyangan. tak jauh dari bangunan Dharmasala kita akan menjumpai beberapa candi yang berdiri saling berdekatan yaitu: Candi Arjuna, Candi Semar, Candi Puntadewa, Candi Sembadra dan Candi Srikandi. Dieng berasal dari kata jawa kuno (kawi) yang berarti tempat arwah para leluhur. dataran tinggi Dieng adalah kawah mati yang terisi air. tampaknya diperlukan proses pengeringan sebelum menjadi tempat suci agama Hindu. Telaga Warna Dieng Goa Semar sebelum jam 4 subuh kami sudah berangkat dari penginapan demi menyambut matahari pagi di Gunung Sikunir. suhu udara Dieng dikala subuh sangat dingin, untuk menjaga tubuh tetap hangat, saya menggunakan 2 buah jaket. alhamadulillah it's work to keep me warm. dengan di pandu oleh penduduk setempat, kami mulai berjalan mendaki bukit sikunir mencari tempat terbaik untuk menantikan cahaya mentari pagi menyinari alam semesta. detik-detik kemunculan matahari memberikan warna alam yang sungguh fenomenal. langit yang tadinya gelap gulita hanya berhiaskan bulan dan bintang, secara perlahan berubah warnanya. gumpalan awan putih seperti kapas terlihat jelas, rasanya ingin sekali menyentuhnya. tak salah lagi menyebut tempat ini sebagai negeri di atas awan. Subhanallah..... hanya kata itu yang tepat untuk menggambarkan keindahan ini. sungguh sempurna ciptaan Allah SWT. ini adalah pengalaman pertama saya menyaksikan matahari terbit dari atas gunung. setelah turun dari bukit Sikunir, saya melihat ada danau kecil, ternyata itu adalah Telaga Cebong. airnya yang jernih memantulkan keindahan perbukitan di sekitar. Telaga Cebong berada di desa Sembungan, Kec. Kejajar, Kab. Wonosobo, Jawa Tengah, merupakan desa tertinggi di pulau jawa. Acara yang dinanti pun tiba yaitu ritual potong rambut gimbal. anak-anak rambut gimbal yang ikut dalam ritual ini di dampingi oleh orangtua masing-masing, diarak berkeliling desa dan berakhir di komplek Dharmasala yang berada di dalam komplek candi Arjuna. sejarah dataran tinggi Dieng. dataran tinggi dieng adalah kawasan vulkanik yang terbentuk secara bertahap sejak masa kuarter, 2 juta tahun yang lalu. tahap awalnya , aktivitas erupsi vulkanik membentuk kawah dan pegunungan. tahap kedua, sebagian kawah tidak aktif lagi dan menjadi kantong-kantong air hujan di dataran di antara pegunungan. tahap ketiga, kegiatan vulkanik di dalam bumi masih terus berlangsung dan pengaruh larutan hidrotermal menyebabkan terjadinya mata air panas dan kawah-kawah baru. proses ini berlangsung hingga sekarang. mencoba sesuatu yang baru dengan mendaftar open trip melalui www.tukangjalan2.blogspot.com/2012/05/trip-dieng-culture-festival-dcf-iii.html namun pada hari H digantikan oleh @greenventour. Sedikit heran tapi gak masalah juga sih, yang terpenting bisa mengikuti DCF III dan menikmati keindahan alam Dieng. perjalanan ini sangat berkesan. Terimakasih teman-teman atas kebersamaannya dan pelayanan yang ramah dari @greenventour.
|
Liza
Seorang perempuan biasa yang selalu ingin menambah ilmu dan pengalaman. Archives
March 2019
Categories
All
|