Melanjutkan perjalanan saya dari Pulau Selayar, setelah turun dari kapal Ferry kami menaiki mobil yang telah di sediakan. Dalam perjalanan menuju Makassar, tak berapa jauh dari pelabuhan, kami singgah sejenak ke tempat pembuatan kapal Pinisi di Bulukumba. lokasinya di pinggir pantai dan dekat dengan perumahan penduduk. pagi ini cuaca lagi cerah, awan putih yang bergumpal-gumpal tergantung indah di langit nan biru. sementara itu lautnya terlihat tenang tanpa ombak. cocok banget buat yang suka foto-foto. para pekerja sedang menyelesaikan pembuatan kapal di pinggir pantai, saya hanya melihat-lihat di sekitarnya. kagum sekali bisa melihat hasil karya anak bangsa yang telah turun temurun tetap di pertahankan dan ketangguhannya telah di akui dunia. setelah selesai berfoto-foto ria, mengabadikan keindahan alam, kami kembali ke mobil dan melanjutkan perjalanan menuju kota Makassar. lebih kurang 5 jam perjalanan yang di selingi beberapa kali perhentian untuk istirahat dan menunaikan shalat, akhirnya kami tiba di kota Makassar. saya berpisah dari rombongan dan melanjutkan perjalanan sendiri. saya menginap di hotel Harmoni Inn, lokasinya cukup dekat dari benteng Rotterdam. Alhamdulillah bisa beristirahat dengan nyaman dan disediakan sarapan pagi dari hotel. saya segera memesan GoJek untuk mengantarkan ke benteng Somba Opu. awalnya saya sudah bertanya ke pegawai hotel mengenai transportasi umum menuju benteng Somba Opu, namun mengingat dan menimbang keterbatasan waktu, saya memilih menggunakan ojek. oh ya lokasi benteng Somba Opu berada di luar kota Makassar, tepatnya di Gowa. pegawai hotel sedikit heran ketika saya katakan bahwa saya akan naik ojek dan memesannya melalui GoJek, apalagi begitu tau kalau bayarnya cuma 10 ribu saja. jarak dari hotel ke benteng Somba Opu, lebih kurang 10 km. di dekat pintu masuk kawasan benteng Somba Opu, ada tempat rekreasi keluarga yang menarik. namanya Gowa Discovery Park. ada kolam wahana permainan air dan juga taman burung. mengingat waktu yang terbatas, saya memilih mengunjungi taman burung. harga tiket masuknya Rp. 30.000,- koleksi burung di tempat ini cukup beragam, mulai dari ukuran dan warna-warni bulu. sebagian besar berada di dalam kandang besar. namun jangan khawatir kalau kita ingin melihat lebih dekat. ada beberapa burung yang di pelihara dan di latih untuk menjadi penghibur. dengan di dampingi oleh petugas jaga, kita bisa foto bersama dengan burung-burung cantik yang di inginkan. saatnya shalat Zuhur dan saya harus kembali ke Makassar. ingin merasakan shalat di Masjid terapung ala Makassar, Masjid Amirul Mukminin yang terletak di kawasan pantai Losari. perut sudah kenyang dan tenaga kembali pulih, masih ada satu tempat lagi yang hendak saya kunjungi. letaknya tak jauh dari pantai Losari. saya menaiki angkutan umum kota dari Pantai Losari menuju Fort Rotterdam. Usai sudah perjalanan saya selama lebih kurang 24 jam di kota Makassar. cuaca yang cukup panas dan membuat saya berkeringat namun terpuaskan dengan tempat-tempat wisatanya.
Pagi yang cerah menyambut kami di pelabuhan penyeberangan Pattumbukan. sebentar lagi kami akan berlayar menuju Taman Nasional Taka Bonerate. mengingat perjalanan ini cukup jauh dan memakan waktu yang lama, kami harus makan terlebih dahulu. berbekal nasi bungkus yang telah di sediakan, kami menikmati sarapan pagi di pinggir dermaga. suasana di sini sepi sekali, hanya ada rombongan kami dan awal kapal motor yang akan membawa kami. Pelabuhan penyeberangan Pattumbukan berjarak lebih kurang 1 jam perjalanan darat dengan mobil dari Benteng, tempat kami menginap. kondisi jalannya bagus dan terletak di balik bukit sehingga tak terjangkau signal telepon apalagi koneksi internet. untuk sementara waktu terpisah dulu dari dunia maya. Alhamdulillah cuaca pagi ini cerah dan gelombang laut tidak terlalu besar sehingga perjalanan terasa nyaman. saya pun terlelap cukup lama di buai gelombang dan angin laut. ketika terbangun, saya melihat pulau-pulau yang nampak kecil dan laut yang berwarna biru muda dan toska, tak seperti yang kami lalui tadi berwarna biru tua. hari ini kami akan menginap di Pulau yang bernama Rajuni Besar. oh ya, di kepulauan Taka Bonerate ini, nama-nama pulaunya berpasangan, besar dan kecil. ukuran Pulau Rajuni Besar - ada juga yang menyebutnya Rajuni Laut - terlihat lebih kecil dari Pulau Rajuni Kecil (Rajuni Desa). listrik di pulau ini hanya menyala dari jam 5 sore sampai dengan jam 11 malam. untuk sementara, matikan saja handphone anda karena hanya akan menghabiskan baterai tanpa mendapatkan signal. ini lah saatnya untuk menikmati kehidupan yang sesungguhnya tanpa di ganggu teknologi komunikasi. tak ada resort atau hotel di pulau Rajuni Besar, kami numpang menginap di rumah pak Haji pemilik kapal. besok adalah hari Raya Idul Adha, dan keluarga pak Haji sedang sibuk mempersiapkan makanan untuk di sajikan di hari raya. saat ini sedang musim kemarau sehingga persediaan air tawar sangat terbatas. kami terpaksa menggunakan air yang tersedia, airnya terasa asin dan agak lengket di badan. entah air payau atau air laut, ya di nikmati saja hehehhehe.... naaahhhh, hari ini kami akan tinggal di Pulau Tinabo Besar.
Perjalanan saya kali ini tidak di rencanakan jauh-jauh hari. sebuah kebetulan, mungkin juga hadiah dari Allah SWT. tak ada rencana saya untuk mengunjungi Sulawesi di tahun ini, namun entah mengapa tiba-tiba muncul keinginan untuk kembali menginjakkan kaki di tanah Sulawesi, tepatnya Sulawesi Selatan. setelah melewati 2 jam penerbangan dari Jakarta ke Makassar, di lanjutkan dengan 4 jam perjalanan darat menggunakan mobil menuju pelabuhan Bulukumba dan di tambah lagi 2 jam menggunakan kapal Ferry Bontoharu, akhirnya saya tiba dengan selamat di Pelabuhan Pamatata, Pulau Selayar. kebayang kan gimana lama dan capeknya perjalanan saya, tapi itu semua menjadi tak terasa ketika di sambut dengan keindahan gradasi biru laut yang terhampar luas. Setibanya di Pelabuhan Pamatata, Selayar, kami telah di tunggu oleh pemandu lokal yang siap mengantarkan ke tempat-tempat menarik. tempat pertama yang akan di tuju adalah pantai Pabadilang. salah satu objek wisata alam pulau Selayar yang terletak di desa Bongaiya, kecamatan Bontomatene. matahari bersinar terang, mencerahkan langit dan terasa panas di kulit. pemandangan laut yang mempesona ini mengalahkan rasa lelah dan malas. saya kebingungan harus mulai dari mana memotret, semuanya nampak indah. nyalakan kamera, arahkan kemanapun kita suka, lalu tekan tombol shutter dan hasilnya di jamin ciamik, gak perlu settingan macam-macam. pasir putih terhampar luas di pinggir pantai, di batasi oleh dinding karang yang menjulang tinggi. seluas mata memandang terhampar warna biru perut sudah terasa lapar, kami pun makan di atas bale-bale menikmati nasi bungkus yang telah di sediakan. lanjut lagi......... sekarang menuju sebuah perkampungan tua yang terletak di desa Bitombang, Bontobangun. perkampungan tua ini sangat unik, terletak di atas bebatuan yang tidak rata, sehingga tiang-tiang rumah harus menyesuaikan tingginya. rumah-rumah panggung terbuat dari kayu dan masih terjaga keasliannya. hari sudah sore, kami bergegas meninggalkan perkampungan tua Bitombang dan menuju pantai Baloiya untuk menyaksikan matahari tenggelam di balik lautan. tak lengkap rasanya mengunjungi pulau selayar tanpa membeli oleh-oleh. makanan khas Selayar yang wajib di coba adalah tenteng kenari dan haje banne. kita bisa membelinya di sekitar dermaga penyebarangan Pamatata, ada banyak ibu-ibu penjual yang akan mendatangi kita dan menawarkan dagangannya. harga sekotak (mika) kecil tingting kenari dan haje banne sangat terjangkau, masing-masing di hargai Rp. 5.000
pulau selayar merupakan penghasil buah kenari, jadi tak heran kalau penganan nya banyak yang berasal dari buah kenari. tenteng kenari terbuat dari buah kenari yang di iris tipis dan di lumuri gula merah yang telah di didihkan. sedangkan haje banne merupakan makanan khas selayar yang terlihat seperti wajik namun teksturnya tidak terlalu padat. haje banner terbuat dari biji jewawut yang di campurkan dengan cairan gula merah dan di beri toping irisan biji kenari. haje banne tidak bertahan lama hanya sekitar 1-2 hari. jadi baiknya di beli pada saat akan kembali pulang ke tempat asal. |
Liza
Seorang perempuan biasa yang selalu ingin menambah ilmu dan pengalaman. Archives
March 2019
Categories
All
|